Suatu Hari Lahir anak laki laki
bernama “Joko Sutrisna”, anak tersebut lahir dari pasangan suami istri
yg bernama “Cahyo Pandawa (Bapaknya Joko)” dan “Sumirah (Ibunya Joko)”.
Joko dilahirkan dari keluarga yg sederhana dan dibesarkan dengan cara yg
sederhana pula, tapi Bapaknya Joko selalu berusaha memberi yang terbaik pada
anaknya yaitu Joko. Akhirnya Joko pun tumbuh menjadi anak yg pintar dan
berprestasi yg akhirnya bisa membahagiakan kedua orang tuanya. Joko pun tumbuh
semakin besar dan menjadi remaja yg gagah dan tegas, karena ia selalu diajari
disiplin oleh Bapaknya sejak kecil. Oleh karena itu Joko selalu ingin berusaha
membahagiakan kedua Orang Tuanya sampai akhir hidupnya sekuat kemampuannya.
Joko Sekarang duduk dibangku SMK Jurusan “Rekayasa Perangkat Lunak (RPL)”,
karena memang sejak kecil Joko senang dengan bidang tersebut dan Joko juga
mempunyai cita-cita sebagai Progammer Handal. Selama di SMK Joko berusaha menjadi
murid yg berprestasi pula seperti disekolah- sekolah sebelumnya, kali ini ia
ingin sekali membahagiakan kedua Orang Tuanya kembali. Tetapi Joko mendapat
kendala dan cemoohan dari temannya karena memang dia anak dari kalangan bawah,
sementara teman-temannya berasal dari kalangan atas. Dan ia pun merasa sangat
malu dan terkucilkan di Sekolahnya. Joko sempat hampir putus asa waktu itu,
bahkan ia sempat menangis karena nasibnya itu.
Akhirnya Joko sempat menceritakan itu ke
Bapaknya (Cahyo Pandawa), Joko menceritakan semua kejadian yg ia alami di
Sekolahnya kepada Bapaknya. Kemudian Bapaknya terdiam sesaat dan Joko pun
bertanya, “Mengapa Bapak diam saja setelah Joko Ceritakan semuanya kepada Bapak?
Apakah Bapak marah padaku?” Ujar Joko. Lalu tak lama Bapaknya pun
menjawab, “Buat apa Bapak Marah padamu? Bapak hanya mencoba memahami apa yg kamu
rasakan nak, ternyata apa yg Bapak kira-kira dan khawatirkan selama ini terjadi.”
Jawab Bapaknya. Dengan penuh rasa penasaran Joko pun menanyakan maksud
perkataan dari Bapaknya tadi, “Apa maksud Bapak Berkata begitu tadi? Apa
yg Bapak kira-kira dan khawatirkan selama ini?”. Bapaknya pun menjawab,
“Bapak
mengira selama ini kamu kuat menahan ejekan dan cemoohan dari teman-temanmu
karena kamu berasal dari kalangan bawah, dan Bapak khawatir kamu akan merasa
malu suatu saat karena ejekan dan cemoohan itu”. Joko pun tercengang
dan hanya bisa bengong melihat Bapaknya yg kelihatnnya sedih itu (Karena memang
Bapaknya Joko Sudah cukup tua untuk dapat mebiayai Joko sekolah). Kembali
Bapaknya Joko berkata, “Bapak Hanya ingin kamu bisa menangani semua
itu nak, mungkin memang sebelumnya kamu bisa kuat menahan ejekan dan cemoohan
itu, tapi suatu saat kamu pasti akan tidak kuat dengan semua cemoohan itu.
Sebenarnya Bapak sudah cukup bangga padamu bila kamu bisa menahan semua itu
sampai kau dapat menggapai impianmu” (Sambil menangis Bapaknya
mengatakan itu semua). Joko kaget dan tertegun hatinya mendengar perkataan
Bapaknya tersebut, selama ini ia tidak pernah melihat Bapaknya berkata selembut
itu dan menangis didepannya (Karena Watak Bapaknya Joko yg Tegas dan tidak
pernah memanjakan Anaknya).
Joko akhirnya tersentuh melihat
Bapaknya yg seperti itu, tekatnya muncul dan semakin membara dalam dirinya
untuk benar-benar mewujudkan cita-citanya itu. Kemudian Joko pun berkata pada
Bapaknya dengan Tegas “Aku berjanji pada Bapak, akan membahagiakan Bapak dan
Ibu. Aku juga akan membuat Bapak dan Ibu senang selama hidup apabila aku sudah
sukses nanti”. Seketika Bapaknya Joko memandangi Anaknya itu dan berkata
“Buktikanlah nak, Bapak dan Ibu akan menunggu semua yg kau janjikan itu”.
Seketika Joko pun sungkem pada Bapaknya dan meminta Doa Restu, lalu Joko bangun
kembali dan pergi ke kamarnya dan membuat tulisan untuk ditempel dipintu
kamarnya. Tulisannya seperti ini “AKU
AKAN SUKSES SUATU SAAT NANTI DAN AKU PUNYA MIMPI UNTUK MEWUJUDKANNYA”. Semenjak
saat ia menulis kata-kata itu semangat Joko dalam belajar semakin tinggi, dia
terus mengasah kemampuannya terutama dalam bidang Pemrograman. Dia tak peduli
dengan ejekan dan cemoohan dari temannya di sekolah, dia tetap menjalani
sekolahnya dengan tekun dan serius karena ia punya impian membahagiakan Orang
Tuanya. Selama 3 Tahun ia di SMK tersebut, dan Bapaknya pun bangga terhadapnya
yg mampu menahan semua ejekan dan cemoohan yg ditujukan kepadanya. Terlebih
lagi ia meiliki prestasi yg mencolok di bidang akademik di Sekolahnya tersebut,
sehingga ia berkali-kali ikut olimpiade mata pelajaran. Joko pun lulus SMK
dengan nilai yg memuaskan dan ia dapat Beasiswa dari Sekolahnya, dan Beasiswa
tersebut ia gunakan untuk sekolah di suatu Universitas.
Bapak dan Ibunya pun sangat
bangga terhadap anaknya itu, setelah Joko lulus SMK dan ia meneruskan ke
Universitas yg ia impikan. Selama Joko di Universitas, Orang Tuanya tidak lagi
membiayainya kuliah, tapi malah Joko yg memberi Orang Tuanya Uang Setiap
Bulannya karena Joko Berkuliah sambil Bekerja. Prestasi Joko pun semakin
meningkat di Universitas, beberapa kali Joko membuat Program untuk dishare ke
khalayak banyak atau Dijual juga. Dari sejak itu dia lulus Strata 1 (S1) dengan
prestasi gemilang.Setalah lulus Joko langsung kerja di perusahan milik Negara
di bagian Desain Grafis dan Pemrograman. Joko pun tak puas dengan semua yg ia
dapatkan itu, akhirnya ia mencari pendapatan dari luar kantor juga. Sampai
akhirnya ia sukses, tetapi dia tidak sombong dengan kesuksesannya itu, karena
dia selalu ingat kata-kata Bapaknya agar tidak sombong ketika ia sukses kelak
nanti. Kemudian Joko mendirikan Panti Asuhan untuk Anak-Anak Jalanan dan Panti
Jompo untuk para Lansia yg tak terurus. Bapak dan Ibunya sangat senang melihat
Anaknya sukses sekarang, bahkan tak pernah terlihat raut kesedihan dari kedua
Orang Tuanya itu. Joko akhirnya dapat membuktikan kata-katanya dulu itu kepada
Bapaknya, bahkan ia dapat membahagiakan Bapak dan Ibunya selama ia dapat
pekerjaan. Suatu saat Joko pun memandangi langit dan bergumam dalam hati “Aku
Puas Ya ALLAH, aku dapat menyenangkan kedua Orang Tuaku sekarang dengan hasil
kerja kerasku selama ini”. Akhirnya Joko pun berteriak dengan “Akhirnya
Impianku Jadi Kenyataan”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar