Check This..


Minggu, 01 Juli 2012

Kelebihan dan Kekurangan Monitor LCD sama CRT

Saat ini populasi monitor LCD (Liquid Colour Display) semakin meningkat pesat. Selain harganya sudah lebih murah, monitor LCD terkenal lebih hemat listrik dibanding monitor CRT (Cathode Ray Tube). Meski begitu, populasi monitor CRT di indonesia masih lebih banyak ketimbang LCD, mengapa? Meski harganya sudah turun, harga monitor LCD masih belum terjangkau. Harga monitor LCD 17 inch dengan merk cukup terkenal saat ini berkisar 1,6-2 juta rupiah, bandingkan dengan monitor CRT 17 inch real flat dengan merk terkenal seharga 1 jutaan saja. Saya sendiri juga masih menggunakan CRT 15 inch. Apa sih kelebihan LCD daripada CRT? LCD dan CRT memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri-sendiri. Berikut penjabaran kelebihan dan kekurangan masing-masing.





Kelebihan Monitor CRT


1. Warna lebih akurat dan tajam
Monitor CRT memiliki warna yang akurat atau hampir sama dengan aslinya. Karna alasan ini lah para desainer dan editor foto lebih suka menggunakan CRT dibanding LCD. Selain itu, gradasi warna pada monitor CRT masih lebih baik dibanding LCD. Kelebihan soal akurasi dan gradasi warna pada monitor CRT dapat terlihat jika digunakan untuk membuat disain yang kaya warna atau bermain game dengan resolusi tinggi.


2. Resolusi monitor fleksibel
Monitor CRT dapat menggunakan berbagai variasi resolusi tanpa mengalami penurunan kualitas gambar. Sehingga bagi para gamer pas-pasan lebih baik menggunakan CRT karena resolusi game dapat diturunkan tanpa mengorbankan kualitas tampilan.


3. Perawatan mudah, jika rusak dapat di servis
Perawatan monitor CRT masih lebih mudah dibanding LCD, LCD perawatanya harus ekstra hati-hati. Selain itu, jika monitor CRT rusak masih dapat diservis, sedangkan LCD rusak sudah pasti masuk sampah. Selain itu, monitor CRT lebih tahan jika terbentur atau tersentuh jari tangan pada displaynya.



4. Bebas dead pixel, ghosting dan viewing angle
Monitor CRT tidak terdiri dari pixel-pixel seperti LCD, sehingga jelas-jelas tidak akan mengalami dead pixel. Monitor CRT dapat dilahat dari berbagai sisi, tidak seperti LCD yang bergantung pada spesifikasi viewing angle. Monitor CRT tidak mengenal response time, sehingga relatif bebas efek ghosting.


5. Harga lebih murah
Kelebihan dari segi harga inilah yang membuat monitor CRT masih populer. Pada ukuran inch yang sama, dapat dipastikan harga CRT lebih murah dibanding LCD.





Kekurangan monitor CRT

1. Konsumsi listrik
Monitor CRT mengkonsumsi daya listrik 2x lipat dibanding LCD pada ukuran inch yang sama. Monitor CRT 15 inch mengkonsumsi daya antara 60-70 watt sedangkan LCD ukuran 15 inch hanya mengkonsumsi daya maksimal 35 watt. Semakin besar ukuan diagonak monitor, semakin besar pula konsumsi dayanya. Monitor CRT 17 inch real flat menkonsumsi daya hingga 100watt!


2. Bergantung pada refreshrate
Agar mata tidak lelah mengunakan monitor CRT, gunakan refreshrate diatas 70hz. Monitor saya sie mentok di 1024×768 @70hz, cukup membuat lelah mata jika didepan monitor lebih dari 4 jam. Monitor CRT high end mampu menawarkan refreshrate hingga 120hz bahkan lebih. Makin tinggi makin baik tentunya. Hal ini tidak berlaku bagi monitor LCD.


3. Radiasi lebih besar
Tidak dapat dipungkiri, monitor CRT memancarkan radiasi yang lebih besar dibanding monitor LCD. Radiasi ini memiliki dampak negatif bagi mata sehingga mata cepat lelah atau bahkan membuat kepala pusing bagi yang sensitif.


4. Rentan distorsi, glare dan flicker
Ini adalah masalah klasik bagi monitor CRT. Efek distorsi akan terlihat saat kita menggambar lingkaran dengan menggunakan coreldraw atau software lain. Juka refreshrate terlalu rendah, menyebabkan monitor menjadi berkedip-kedip (flicker) dan glare (over brightness).


5. Dimensi besar dan berat
Monitor CRT memiliki ukuran yang besar dan berat, sehingga tidak cocok untuk ruangan sempit, karena banyak makan tempat. Cukup melelahkn jika monitor sering dipindah-pindahkan karena cukup berat. Bayangin aja bawa monitor CRT 19 inch ke lantai 2 menggunakan tangga, cukup berat dan melelahkan bukan?
Udah tau kan kelebihan dan kekurangan monitor CRT? Saya pun sampai sekarang masih menggunakan monitor CRT, mungkin jika ada rejeki ganti ke LCD lah… hehehe.. kelebeihan dan kekurangan LCD? Berikut ulasannya….







Kelebihan monitor LCD

1. Karakter bright yang nyaman dimata serta bebas distorsi
Monitor LCD cenderung terang tapi nyaman dimata. Karakter LCD yang demikian, membuat mata tidak cepat lelah dan betah berjam-jam didepan monitor. Tidak seperti CRT yang kadang over bright. Monitor LCD relatif bebas distorsi dan flicker. Monitor LCD juga memiliki contrast yang cukup baik. Fokus gambar lebih baik dan bebas moire.


2. Tidak bergantung pada refreshrate
Tidak seperti CRT yang harus menggunakan refreshrate yang tinggi agar nyaman dimata, LCD tidak memerlukan refreshrate yang tingi untuk membuat mata nyaman. Memang jarang LCD yang menawarkan refreshrate yang setinggi CRT. Bahkan ada yang mengatakan refreshrate 60hz pada LCD kurang lebih sama 100hz pada CRT.


3. User frendly
Pada monitor CRT, kadang kita harus mengatur geometri, ukuran vertikal, horizontal dan lain sebagainya agar pas di lihat di display. Pada monitor LCD cukup set pada pilihan auto saja, pasti pas di layar.


4. Hemat listrik
Hemat listrik merupakan keunggulan monitor LCD. Pada ukuran diagonal yang sama, konsumsi monitor LCD hanya setengah dibanding konsumsi daya monitor CRT. Monitor LCD cocok dengan tren green computing untuk mengurangi penggunaan energi serta panas yang dilepaskan. Meski begitu, beberapa pengguna masih belum merasakan penghematan energi dari monitor LCD dibanding CRT, kecuali penggunaan dalam jumlah banyak.


5. Ukuran yang ringkas, ringan serta lebih keren
Tidak bisa dipungkiri bahwa ukuran monitor LCD jauh lebih ringkas dibanding CRT. Monitor LCD tidak memakan banyak tempat sehingga cocok ditempatkan di ruangan yang sempit. Monitor LCD juga lebih ringan dibanding CRT sehingga lebih mudah dipindah-pindahkan. Bentuk monitor LCD yang tipis menimbulkan kesan elegan dan techno sehingga terlihat lebih keren.





Kekurangan monitor LCD 


1. Viewing angle terbatas,
colour depth terbatas dan gradasi warna kurang
Tiap monitor LCD memiliki viewing angle atau sudut pandang yang berbeda-beda. Namun viewing angle-nya tidak se-fleksibel monitor CRT. Monitor CRT dapat dilihat dari berbagai sudut dan sisi, monitor LCD tidak. Colour depth monitor LCD juga terbatas, LCD hanya dapat menampilkan RGB 16,2 juta warna. Perbedaan kedalaman warna ini sangat terasa jika digunakan untuk bermain game atau menonton video beresolusi tinggi. Selain itu, gradasi warna pada monitor LCD kurang baik, meski dalam penggunaan sehari-hari tidak terasa tapi kurang cocok untuk desain grafis dan editing foto/video.



2. Tampilan gambar baik hanya di resolusi native-nya
Monitor LCD memiliki istilah native resolution atau resolusi bawaan untuk menampilkan gambar yang baik. Apabila resolusi diset diatas nativenya, gambar akan terlihat pecah. Jika diset dibawah resolusi nativenya, maka gambar yang dihasilkan cenderung blur dan tidak tajam. Hal ini tidak terjadi di monitor CRT.


3. Response time dan ghosting
Pada monitor LCD, terdapat istilah response time atau waktu respon monitor. Response time yang lambat menimbulkan efek ghosting yang dikarenakan monitor terlambat mersponse tampilan gambar, sehingga pada gambar bergerak terlihat ada bayang-bayangnya. Semakin kecil nilai response time, semakin baik dan cepat responsenya. Efek ghosting kadang masih terlihat di monitor LCD dengan response time 2 ms sekalipun. Ini terlihat saat digunakan untuk bermain game yang memiliki framrate yang tinggi.


4. Warna kurang akurat
desainer atau editor foto cenderung memilih monitor CRT dibanding LCD. Karena warna yang ditampilkan monitor LCD kadang berbeda dengan aslinya. Agar warnah lebih akurat, perlu dilakukan kalibrasi warna dengan perangkat semacam colorimeter yang harganya tidak murah. Namun, secara umum hal ini tidak terasa untuk penggunaan sehari-hari.



5. Harga lebih mahal
perlu perawatan ekstra hati-hati dan dead pixel
Sudah jelas, monitor LCD lebih mahal dibanding monitor CRT, meski sekarang harganya sudah lebih murah, namun masih belum terjangkau bagi banyak kalangan. Monitor LCD juga perlu perawatan ekstra hati-hati dalam membersihkanya, karena komponen LCD yang sensitif. Monitor LCD juga rawan juka terbentur, jadi hati-hati saat memindahkanya. Oiya ada satu lagi kekurangan LCD, awas dead pixel! Monitor LCD terdiri atas pixel-pixel nah dead pixel ini adalah pixel yang rusak atau salah menampilkan gambar, sehingga kehadiran dead pixel ini cukup mengganggu pandangan. Satu lagi, LCD mudah di gondol sama maling.

Laser Mouse VS Optical Mouse

Meskipun bukan menjadi teknologi yang baru lagi akan tetapi tidak ada salahnya kita coba untuk mereview lagi teknologi yang ada pada si tikus, sambil nungguin waktu berbuka 

Sebenarnya teknologi mouse utamanya ada 3 : mouse bola, mouse optic dan mouse laser. Akan tetapi karena saat ini keberadaan mouse dengan bola sudah tidak popular lagi disamping itu pula karena semakin murahnya mouse optic maka kiranya hanya 2 jenis mouse yang paling popular ini saja yang layak kita ulas.

Mouse optic
Pertama kali dikenalkan pada tahun 1999 oleh Agilent Technologies, tipikalnya bekerja berdasarkan metode pencitraan dimana sebuah sensor optoelektik yang sangat peka bertugas untuk menangkap setiap gambar yang berhasil ditangkapnya. Dalam tugasnya sensor ini ditemani oleh sebuah LED ( light emiting diode ) yang senantiasa menerangi setiap detil dari citra yang akan ditangkap oleh sensor tadi. Dalam perjalanannya sebuah potongan gambar yang berhasil ditangkap oleh sensor tadi akan diproses oleh prosessing chip dan akan membentuk sebuah algoritma dan akan di analisa untuk mereferensi setiap perubahan pergerakan yang terjadi melalui mekanisme x/y axis.
Dalam kondisi idealnya sebuah sensor optik pada mouse sanggup memproses data yang setara dengan 1500 gambar berukuran 3.2 Megapixel/detiknya. 





Akan tetapi salah satu kekurangan optikal mouse ialah kurang mampunya sensor bekerja pada permukaan yang mengkilap atau transparent seperti cermin atau kaca sehingga akhirnya munculah laser mouse sebagai generasi penerus selanjutnya.




Laser Mouse
Pada mouse laser, kerja LED digantikan oleh sebuah infrared laser diode dan teknologi ini diperkenalkan pertama kali pada tahun 2004 oleh Logitech dan Agilent Technologies.
Prinsip kerjanya sebenarnya kurang lebih sama dimana sebuah sensor peka cahaya disandingkan dengan sebuah diode laser yang akan mendeteksi setiap sekecil apapun yang terjadi. Karena saking pekanya maka sensor ini sanggup mendeteksi citra sebesar setara dengan 5.8 Megapixel/detiknya, hamper 2 kali lipat dari kemampuan mouse optic.








Dalam perkembangannya, diatas kertas mouse laser bisa dengan mudah mengalahkan mouse optik. Bagaimana tidak ? dengan fitur-fitur sakti seperti mampu memproses ketelitian yang lebih tinggi ( optic antara 600 – 800 dpi sedangkan laser 800 – 2000 dpi) serta mampu dioperasikan di hampir semua jenis permukaan maka sudah bisa ditebak bila mouse laser akan menjadi mouse masa depan, tapi apa iya ? 

Mungkin kita bisa merenungkan apa yang dicetuskan oleh Martin Reynolds, vice president of research firm Gartner, ditahun 2004:
“Lasers are a natural evolution of the optical mouse, as their illumination enhances surface textures invisible under LED illumination. This is physics in action, and will become one of the top volume applications for lasers.”

Nah….jadi sepertinya memang si laser ini kemungkinan bisa jadi favorit ya ? Tapi untuk aplikasi umum kecenderungan untuk memakai laser mouse mungkin masih relative tidak efesien, karena disamping harganya masih mahal dengan resolusi 1600 dpi misalnya, kesannya malah tambah ribet kalau cumin untuk membuka halaman inet, geser dikit……dah pindahnya jauuuuuh. Lain halnya kalau untuk gaming atau foto editing…wah…..sip banget tuh…

Shortcut Windows 8

Microsoft menyediakan link download windows 8 versi developer dengan tampilan Metro UI baru seperti yang terdapat pada Windows Phone 7. Dengan rilis OS Windows 8 terbaru ini, ada banyak jalan pintas (Shortcut – Hotkeys) yang tersedia. karena dengan tombol shortcut lebih memudahkan kita dalam berinteraksi dan tanpa membebani kinerja kita.


Berikut Shortcut di Window 8:


Global Shortcuts:
WIN + Q – mencari aplikasi.
WIN + W – pencarian pada parameter sistem.
WIN + I – open set
WIN + O – menonaktifkan rotasi layar
WIN + C – membuka “Start” menu dan mengatur tanggal dan waktu.

Windows Explorer Hotkeys; Tekan tombol ALT ditambah kombinasitombol key di bawah ini

A – untuk membuka “special features”
C O – untuk menyalin item yang dipilih.
C P – copy path ke file / folder.
C F – copy folder (menggunakan daftar drop-down)
D – menghapus yang dipilih.
E – mengedit file yang dipilih.
H – untuk menunjukkan sejarah versi file.
M – memindahkan file ( menggunakan daftar drop -down ).
N – Buat folder baru.
P S –masukkan label
P R – Buka properties.
P E – Open With …, pilih aplikasi lagi menggunakan daftar drop-down.
S A – select all.
S N – deselect.
S I – invert seleksi.
R – mengubah nama file yang dipilih.
T – cut
V – paste.
W – untuk membuat dokumen baru, pilih template – menggunakan daftar drop-down.

Di atas hanya beberapa saja dan masih banyak tombol shourtcut lainnya…
semoga lebih memudahkan kita dalam pemakaian win8 :shakehand

Cara Membedakan Speaker Aktif


  1. Volume Software pemutar musik (winamp, jetaudio, dll) jangan lebih dari 75%, kalau ingin suara kencang menggelegar – keraskan volume speaker anda boleh sampe Full 100%
  2. kenali kemampuan speaker anda sampai batas desibel tertentu, default setting software sudah cukup untuk menghasilkan suara yg lumayan
  3. kalau membutuhkan penyesuaian tingkat desibel tertentu silakan menggunakan auto tuner atau preset yg disediakan software, misal : pop, rock, jazz,dst kalau masih kurang silakan ditambah efek BBE viva, Wide, Reverb, Surround,dst
  4. untuk yang sudah advance silakan utak atik equalizer anda dan jangan merusak telinga anda
perhatian :
usahakan istirahatkan telinga anda setelah 2 jam dengerin musik dengan volume menggelegar kelamaan bisa budeng tuh telinga.
  • sesuaikan kebutuhan anda pada saat membeli speaker
  • maksimalkan Budget yang ada
  • untuk dana terbatas kisaran 250k ke bawah simbadda dan advance dah lumayan (pilih yg ga terlalu banyak pernak-perniknya)
  • saat membeli perhatikan frek tinggi dan rendahnya, jangan cuma bass-nya doang yg ditest
  • pilih bahan membran speaker pada subwoof yang lapisannya karet atau elastis
  • pilih bahan dari kayu yang akustiknya oke dan tampilan juga perlu eye catchy
  • SELERA ANDA JADI PENENTU 
kualitas sub woofer/speaker dapat dilihat dari perbedaan reproduksi suara bass yang bagus, perhatikan jenis suara bass drum yang keluar dari speaker berikut :
  1. DUB…!
  2. DUNGGG..!
pada saat volume kencang (mode surround off) bedakan suara bass drum kalau bisa hanya mengeluarkan suara 1 aja dan mampu menggetarkan dada…nah pada saat mode surround on, bass drum ada efek vibran/sustain agak panjang dan cenderung suara no.1+2 hampir bersamaan dan itulah speaker yang oke
Jangan Pilih kalau mode surround off tapi suaranya cenderung no.2 aja atau lebih parah lagi ada getaran rrrr…atau ssss… pada speaker bahkan agak pecah – jangan pilih yang itu
testing speaker silakan volume speaker full 100% tapi volume software musik diusahakan jangan melebihi 75% dan setting equalizer jangan lebay.

Tambahan sedikit:

ini akan memperpendek usia membran yang ada di speaker/saloon agan, paling tidak kualitas output suara jadi menurun
lama2 kelamaan bisa muncul desis/bunyi berisik lainnya

istlahnya seperti ini:
volume software = arus air
speaker = bendungan dan penyalur arus air

kalo volume sofwer 100% sedangkan volume hardwer/speaker 30% maka seperti agan membangun bendungan kecil untuk menahan arus air yg sangat besar, lama2 jebol tuh bendungan